Minggu, 03 Juni 2012

MERAIH PRESTASI MATEMATIKA DENGAN BELAJAR SEJARAH MATEMATIKA

Tak dapat di pungkiri bahwa induk semua peradaban dan kemajuan teknologi dewasa ini disebabkan oleh perkembangan matematika, karena itu tak heran bila berbagai kemajuan dan perkembangan matematika telah kita nikmati lewat aplikasi matematika dalam perkembangan tehnologi dan informasi di sekitar kira.


Data UNESCO berdasarkan penelitian "Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS)" pada 1999, menempatkan mutu pendidikan matematika Indonesia di tingkat ke-34 dari 38 negara. Sedangkan hasil penelitian tim Programme of Internasional Student Assessment (PISA) menunjukkan Indonesia menempati peringkat kesembilan dari 38 negara pada literatur matematika.
Anehnya, meski penelitian TMMS yang dipublikasikan pada 26 Desember 2006 menunjukkan bahwa jumlah jam pelajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan dengan di Malaysia dan Singapura, pada kenyataannya prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara itu.
Prestasi matematika siswa Indonesia hanya mencapai skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 609 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Pendeknya, waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih.
Banyak faktor yang menyebabkan prestasi siswa di Bidang matematika di Indonesia kurang menggembirakan, salah satu faktor itu adalah ketidaksenangan siswa terhadap pelajaran matematika, hal ini selain faktor Guru yang cenderung otoriter dalam proses pembelajaran, juga kurangnya terobosan dari guru dalam menaik siswa untuk menyenangi matematika, untuk itu  kesan guru   terburu-buru menjejalkan rumus dan berbagai konsep matematika. Demi mengejar target, sehingga  belum lagi murid memahami satu topik, guru sudah melompat ke topik lain, sedikit demi sedikit bisa di kurangi. 
Karena pada dasarnya Matematika merupakan "ilmu" yang ditemukan oleh orang-orang terdahulu. Kiranya hal ini bisa memberi ilham bagi paradigma pembelajaran yang bersifat konstruktif. Dan ini yang menjadi peran penting sejarah matematika dalam proses pembelajaran. Bagaimana kegigihan dan kesungguhannya dalam melakukan penelitian? Dari sini kemudian siswa pun dapat mengambil teladan dari tokoh matematika tersebut. Sehingga tradisi "matematika" dewasa ini dapat tumbuh berkembang sebagaimana pada masa-masa silam.
Akhirya, adanya upaya untuk menyampaikan sejarah penemuan matematika oleh tokoh2 matematika tempo dulu  sangat perlu mendapat porsi dalam materi pembelajaran matematika baik di tingkat dasar , menengah maupun atas.




Baca Juga Artikel Berikut !!!!!:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar